This is default featured slide 1 title

BEBAL:"FPI"

Kebebalan FPI Banyuwangi yang membubarkan ritual tradisi Sedekah Laut di daerahnya

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 04 November 2014

Sarasehan Budaya [proseding]

“Penguatan Seni Budaya Lokal Menghadapi Tantangan Global”

Tempat: Roemah Martha Tilaar - Gombong, 4 November 2014
___

Susunan Acara:

[musik pengantar pre-acara]

1.   Pembukaan        : Pengantar + Basmallah      - Pekik
2.   Sambutan          : Sekapur sirih wakil Keluarga Marta Tilaar

[musik-puisi selingan]

3.   Acara Inti           :  a. Sarasehan, Moderator: Komper Wardopo
   b. Pemateri :   - MT Arifin
                        - Basuki Hendro Prayitno 
   c. Sessi Dialog
   d. Pembacaan Ressume

    4. Penutup             : Ketua Panitia atau Moderator


Pitra

-     Pembawa acara membacakan susunan acara
-     Mempersilahkan ketua panitia membuka acara


Pekik

-     Puji syukur, berkumpul dalam forum tentang budaya
-     Sholawat dan salam
-     Menyampaikan beberapa hal:
-      Mengangkat tema: “Penguatan Seni Budaya Lokal menghadapi tantangan global”
-      Narasumber:
-      Terimakasih kepada tamu undangan
-      Terimakasih kepada ibu Martha Tilaar atas kerjasama ini
-      Dengan tema dimaksud agar terpupuk rasa nasionalisme, menyebar ke sekitar, cinta budaya sendiri;
-      Selamat bersarasehan, berharap sumbangsaran dari semua;
-      Dibuka dengan bacaan Basmallah


Pitra

-     Terimakasih
-     Mempersilahkan wakil pengelola ibu Leli Kurnia Sari untuk sampaikan sambutan


Leli

-     Puji syukur; berkumpul di rumah Martha Tilaar
-     Dihadiri Wulan Tilaar, Ketua Yayasan Warisan Budaya beserta rombongan;
-     Terimakasih kepada Bp MT Arifin, juga Ketua DKD Bp. Ki Dalang Basuki Hendro prayitno;
-     Tema menarik sekali, saya Leli Kurnia Sari; selaku pengelola Rumah Marta Tilaar, berbangga sarasehan ini bisa terselenggara di sini;
-     Sesuai dengan tema, rumah ini adalah salah satu warisan budaya juga;
-     Mengharap ibu Wulan Tilaar, agar berkenan membuka acara ini;
-     Mohon maaf karena pada malam hari ini tidak dapat menjamu dengan baik, rumah ini masih dalam proses, mohon maaf dan doanya;


Wulan Tilaar

-     Salam
-     Pada para budayawan, media dan semua undangan; menyampaikan selamat datang di rumah Martha Tilaar;
-     Putri ke3, bertanggung jawab di Martha Tilaar n Spa; sudah berkeluarga dengan 2 putri;
-     Ingin menyampaikan kenapa ada Roemah Martha Tilaar, karena ibunda asli Gombong;
-     Pada masa ini ingin berbagi kepada masyarakat Gombong dan Kebumen umumnya,
-     Ingin mencetak MarthaTilaar2 lain, tekun dan mengglobal;
-     Familiar dengan “Sari Ayu”, brand yang mengangkat kearifan lokal,
-     Beberapa tahun yl, dirinya ikut pentas wayang orang, merasa ada dorongan kuat itu kembali ke sini dan mengenali asal-usul; proses timbul ketertarikan dan kecintaan;
-     Senang kerjasama dengan SRMB, berharap dapat memetik hasil yg positif;


Pitra

-     Demikian sambutan ibu Wulan Tilaar
-     Sambutan berikut Kepala Diparbud Kab. Kebumen


Heri

-     Meski harus maraton, dapat datang di sini;
-     Pemberitahuan, akan dilaksanakan Festival permainan Anak2, 14-15 Nove


Pitra

-     Acara inti


Komper Wardopo
[Moderator]

-     Salam;
-     Yth. Ketua Yayasan Rumah Martha Tilaar, ibu Leli KS, Ir. Budi Hianto, serta segenap undangan
-     Kita akan mendapat pencerahan dr 2 tokoh,
1.  Basuki Hendro Prayitno; pelaku budaya
2.  MT. Arifin; pengamat
-     Tema yang sangat menarik, kita hidup di tengah era global, di sisi lain kita terancam kehilangan identitas, 24 jam dicekoki tergerus, dihimpit konsumsi media;
-     Kebumen bukan daerah “main-main”, kedua pemateri akan banyak menjelaskan semuanya buat kita
-     Kelestarian seni budaya sendiri jadi kewajiban bersama;


Basuki Hendro Prayitno
[Pembicara]

-     Semoga diridlai Allah SWT;
-     Mungkin saya tertua, kelahiran 1944; hanya pelaku seni pedalangan, tak ada pengalaman pendidikan formal seni, hanya turun-temurun warisan lama;
-     Kita belajar bersama,  
-     [membacakan materi]
-     Budaya, budi n daya;
-     Hasil seni, ungkapan cipta, rasa, karsa,
-     Seni gerak à tari, dll
-     Seni Suara à mentiet, janeng, dll
-     Perbuatan2 negatif yang telah membudaya juga, korupsi, tawuran, ditayangkan media dari atas hingga daerah2, sangat memprihatinkan;
-     Seni budaya mengalami pergeseran karena terpengaruh masa dan jamannya;
-     Setelah islam masuk, memberi warna budaya bagi bangsa kita;
-     Di jaman penjajahan, kemerdekaan, pembangunan hingga reformasi; semua ikut mempengaruhi budaya lokal;
-     Di lokal, ada Banaspati Jomenggolo di Urutsewu dipimpin oleh Gomowijoyo; semua masih bersifat perjuangan lokal;
-     Sumber info sejarah ini ada di sumber Babad Kolopaking dan Ani Asmoro;  
-     Pentas wayang, drama, ketoprak, banyak berisi perjuangan;
-     Semua ini pengaruh dari atas yang memberi warna pada akar rumput;
-     Terlebih di era informasi [IT] merupakan tantangan dari para pekerja seni budaya lokal; mampukah kita mempertahankan;
-     Bisa ngeli tapi jangan keli;
-     Mungkinkan bagi kita yg bermacam2 suku, agama, dll; mempertahankan jatidiri kita ?
-     Kita jawab harusnya mampu, dg adanya Menteri [Menko] Pembanguan Manusia dan Kebudayaan;

-     Mahabarata yang tayang; Drupadi bersuaminya 5; saya banyak dapat pertanyaan;
-     Mahabarata adalah produk impor yg datang di jaman animisme; karenanya ada banyak perbedaan;
-     Budaya islam yang dibawa ke Jawa mendapat sentuhan jawa; Amir menjadi Jayengrono
-     Semua disesuaikan dengan kultur bangsa Indonesia;

-     Di pesantren juga ikut menanamkan seni budaya;
-     Para ulama juga memberi ajaran pada santrinya, itu berdiri sama tinggi duduk sama rendah;
-     Khususnya di pulau Jawa penuh dengan sopan santun, perilaku yang halus;
-     Ini ikut membentuk karakter bangsa;

-     Mengetuk mereka yang punya kelebihan kepedulian 3 hal:
1. Peduli Tenaga,
2. Peduli Pikir,
3. Peduli Dana;
-   Demi bangsa, tanpa melihat ras dan agama;
-   Contoh ibu Martha Tilaar yang mendirikan Rumah Budaya di Gombong ini;
-     Juga Pondok Tingal yang ada di Magelang, tinggalan alm Bpk. Budihardjo mantan Menteri Penerangan;
-     Tiap malam Sabtu akhir bulan digelar kegiatan, sarasehan mau pun pementasan;
-     Khusus di Kebumen, terkait budaya lokal, perlu kita duduk [jawa] dan tidak mbedah,
-     Artinya pilah-pilih, mana yang perlu kita lestarikan, dan mana yang mungkin bisa kita kembangkan;

-     Masalah ini jadi tugas siapa, tanggung jawab siapa?
-     Saya bertanya: apakah tidak semestinya instansi-instansi yang membidangi seni budaya lokal?
-     Juga pelaku-pelaku seni yang punya 3 kepedulian;
-     Peduli pikir, kritik lewat media, wawancara sesepuh, kritikus seni budaya lokal;
-     Peduli tenaga, para pelatih seni, banyak di sini, Gombong, di Wero, seperti Bp. Surawan melatih karawitan dan pedalangan yang bekerja dengan ketulusan;
-     Juga di tempat R. Suman Husodo, Jatiluhur, tempat latihan seni budaya lokal;
-     Peduli dana, seperti sekarang ini, penyelenggaraan sarasehan dengan biaya yang tak sedikit;

-     Seni modern maupun klasik di Kebumen sudah menonjol:
    teater, lukis, pahat, band, rebana, mentiet, ketoprak, angguk, gobang, jemblung, wayang golek, wayang kulit, ebleg, solawatan, dll;
-     Jika ingat seni-seni tradisi produk Indonesia yang diklaim oleh Malaysia, seperti batik, reog, kuda lumping;
-     Masyarakat Indonesia dirugikan, sebab tradisi tersebut milik bangsa Indonesia;
-     Tetapi, kembalikannya, sampai dimana kepedulian dan tanggungjawab negeri kita untuk mengayomi, melindungi, melestarikan dan mengembangkan seni budaya milik sendiri;
-     Di Malaysia dikembangkan, di sini tak ada yang mau, baik pelaku seni maupun Pemerintah, tapi di sini yang punya dalam merawat mengembangkan saya tak bisa matur sampai di mana;
-     Ini kesalahan siapa, monggo diadepi bareng-bareng karena tak baik jika saling menyalahkan satu sama lain;
-     Jika mau kedamaian, kita menyalahkan diri sendiri, jika menyalahkan orang lain itu yang timbul kebencian dan permusuhan;
-     Sekian, jika ada pertanyaan silahkan.
-     [20.19 wib]


Komper Wardopo

-     Terimakasih Ki Basuki Hendro Prayitno, panjang lebar uraiannya;
-     Kapasitas sebagai pelaku seni, berpengalaman sehingga wajar beliau gundah;
-     Saya catat beberapa hal, pertanyaan pada kita yang nanti tidak saling mencari kesalahan, tapi mencari solusi dan semua peserta disini berhak memberi solusi;
-     Tentang tugas siapa untuk mempertahankan seni budaya lokal itu?
-     Sekarang kita harus mulai peduli pikir, peduli tenaga, peduli dana;
-     Ini tugas kita semua untuk terus berupaya;
-     Hal yang saya catat bahwa di Kebumen sebenarnya seni tradisi dan modern itu bisa berkembang dengan baik, bisa beriring sejalan;
-     Selain seni tradisi, disebutkan ada yang khas lokal seperti mentiet, angguk, eblek, dsb;
-     Kesempatan ke 2 MT Arifin, silahkan...


MT. Arifin

-     Pekewuh karena harus ngomong di dekat pak Basuki, sesepuh, karena saya menonton pentas ndalangnya sejak saya masih kecil sekitar tahun 60-an;
-     Seperti tadi dikatakan, bagaimana kesenian kita diambil oleh bangsa lain,  
-     Saya jadi ingat tahun 2011, Maret 2011, diminta pemerintah RI, presiden SBY waktu itu meminta Menteri Pendidikan untuk njawil saya agar mewakili pemerintah,
-     di Jawa Tengah, soal Keris, saya harus panel dengan tim utusan dari kejaraan diraja Malaysia;
-     Dengan harapan bahwa mereka tahu bagaimana keris sebagai jatidiri dari bangsa Indonesia;
-     Saya jadi mikir dan meneliti keris generasi pertama ciptaan Mpu Ramadi yang menciptakan keris pada tahun 250 Masehi;
-     Ada 2 tokoh yang pertama-tama memprakarsai pembuatan keris yaitu pertama Empu Ramadi dari Tuban satunya Empu Lang Tam Pay dari Banyumas;
-     Keduanya satu perguruan dan merupakan murid dari Ki Selo;
-     Itu saya teliti, saya bahas dari keris-keris ciptaan beliau, karena kebetulan saya menyimpan keris dari abad ke 3 Masehi itu ada 24 keris;
-     Hingga kini saya menyimpan 500 keris sampai yg muda, keris dari jaman Mataram;
-     Mengumpulkannya butuh puluhan tahun adus getih
-     Apa yang perlu ditanamkan saat berdiskusi dengan tokoh dari Malaysia, dengan target agar keris itu tidak dibajak oleh Malaysia;
-     Saya terpaksa menjelaskan dari akar persoalan dan sumber keris sampai saya mbawa 15 keris dari Jakarta;
-     Saya jelaskan keris tertentu, siapa yang membuat, jadi dengan begitu dengan adanya data-data autentik, tak bisa diaku oleh orang lain;
-     Yang jadi soal kadang-kadang seni itu tak dibahas, karena seni itu tak diopeni, tak ada penjelasan-penjelasan bagaimana keruwetan dari sebuah seni budaya di dalam masyarakat dan itu benar-benar milik kita;
-     Kapan itu dilahirkan, kita tidak tahu, ini yang jadi masalah;
-     Pencatatan dari karya seni, ngopeni seni dan tradisi itu diuri-uri, sehingga jadi bagian dari masyarakat itu tak ada;
-     Setelah diambil orang, baru ramai-ramai, itu yang terjadi di masyarakat kita;
-     Oleh karenanya maka persoalan seni tradisi itu jadi penting karena jika tidak, saya perkiraan satu generasi lagi akan habis itu;

-     Akan saya jelaskan kapan kesenian di Kebumen itu mati?
-     Matinya kesenian tradisi di Kebumen itu terjadi pada jaman Orde Baru;  
-     Pada jaman tahun 1960-an, yang namanya wayang golek, sampai ketoprak tobong di Prembun, Sidototo dan berbagai daerah, seni musik di Kutowinangun, berbagai seni semua hidup dalam masyarakat dan laku;
-     Sampai pencak silat di tingkat desa itu ditonton oleh masyarakat;
-     Artinya bahwa pada jaman itu banyak seni tradisi yang mati, karena apa?
-     Karena booming politik pembangunan yang berorientasi ke atas dan kekuatan masyarakat itu tidak berimbang;

-     Dan sekarang, pada era globalisasi, banyak tradisi yang akan mati jika tidak diopeni;
-     Karena apa? Karena ketertinggalan teknologi;
-     Adaikata seni tradisi cepetan dibiarkan dalam pakaian yg lusuh, tanpa tematik yang jelas, dan tak ada penanggapnya, akan mati dengan sendirinya;
-     Karena tak ada tradisi yang menggunakannya !
-     Begitu juga wayang, jika kekuatan ekonomi masyarakat tidak berkembang, siapa yang akan nanggap?
-     Masyarakat tidak nanggap, pemerintah tidak nanggap, perusahaan tidak nanggap, ini yang jadi persoalan;
-     Oleh karena itu, kita perlu berfikir, melihat bagaimana persoalan seni tradisi dan saya akan lihat persoalan ini dari aspek kebudayaan; dari aspek kulturalnya;

-     Saya membahas ada tiga hal: yang pertama, latar pikir kebudayaan, yang mengapa nantinya seni tradisi itu tumbuh dari pola pikir seperti itu;
-     Karena hingga sekarang kebudayaan tradisi tak pernah dikaitkan dengan konsep kebudayaan;
-     Yang ada bahwa seni tradisi baru ada pada tingkat permainan di arena;
-     Tapi mengapa di Kebumen muncul seni tradisi cepetan, mengapa wayang kulit tumbuh di daerah pesisir selatan, mengapa slawatan tumbuh di pesisir kulon, mengapa mentiet tumbuh di daerah kulon kali dan tak ada di wetan kali, mengapa?
-     Ini adalah persoalan dan bahwa itu ada konsep kulturalnya yang jadi masalah;
-     Oleh karena itu, nantinya, mestinya pembinaan terhadap aspek dan unsur-unsur seperti ini juga merupakan kebutuhan peta yang lebih jelas;
-     Misal slawatan di daerah Bonjok, itu sekarang sudah mati, di daerah wetan kali itu sudah tak ada, yang ada di daerah kulon kali;
-     Ini persoalan, artinya karena memang slawatan itu bukan pola pikir utama wetan kali;
-     Karena apa? Karena wetan kali itu tali ikatnya adalah kraton kasunanan Surakarta;
-     Oleh karena itu, wayang, yang berkembang adalah wayang, mengapa di daerah pesisir kidul, karena memang pesisir kidul adalah daerahnya Gamawijaya;
-     Di utara tak berjalan; karena di utara adalah daerahnya kolonial;
-     Kemudian, mengapa tradisi islam ada di kulon kali Lukulo, karena daerah itu adalah basis anti-struktur yang dibina oleh kelompok-kelompok pejuang Diponegoro;
-     Sedangkan yang wetan kali juga kelompok pejuang tetapi yang relasinya adalah kraton kasunanan;
-     Ini menjadi sangat berbeda corak-corak seperti itu;
-     Kebudayaan itu adalah kebudayaan anti-struktur yang sangat membedakan daerah wetan kali dan daerah kulon kali;
-     Dan ini akan memiliki latar pikir kebudayaan;

-    Bicara kebudayaan tradisional, yang berkaitan dengan perubahan-perubahan sebagaimana tema sarasehan malam ini, yang akan menghadapi globalisasi;
-    Nah, perubahan-perubahan itu yang penting [signifikan_not] adalah apakah seni tradisi mampu menciptakan local-genius atau tidak, ini masalahnya;
-    Manakala seni tradisi mampu menciptakan local-genius maka seni tradisi itu akan berkembang;
-    Seni tradisi nDolalak lebih berkembang di daerah Purworejo ketimbang Kebumen, mengapa?
-    Kemudian seni-seni yang ada di Lima Gunung di Magelang, itu akan berkembang, karena ada kekuatan-kekuatan yang mendorongnya;
-    Mereka sadar bahwa seni-seni tradisi Lima Gunung  itu hancur pada saat Orde Baru membasmi G30S, maka harus dihidupkan kembali;
-    Nah, di Kebumen hingga sekarang belum ada kesadaran yang menyeluruh tentang persoalan ini;
-    Oleh karena itu dibutuhkan local-genius yang berkemampuan untuk mendorong perkembangan seni tradisi;

-     Bagaimana seni budaya daerah dan tantangan yang ada di daerah ini; 
-     Tadi dalam konsep dasar kebudayaan yang telah disampaikan pak Basuki, dimana seni budaya itu memiliki konsep-konsep dasar;
-     Sehingga budaya itu merupakan kompleksitas pengalaman-pengalaman dari suatu masyarakat yang akan diwarisi secara lintas generasi;
-     Fungsinya adalah membangkitkan perilaku-perilaku sosial dalam kehidupan masyarakat;
-     Hal ini terjadi karena budaya itu sesungguhnya merupakan sikap prilaku manusia yang diperoleh melalui belajar dengan cara meniru, dengan cara mempelajari, dengan cara mengembangkan kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan hidup masyarakatnya;
-     Oleh karena itu manakala di Kebumen muncul seni-seni yang berkaitan dengan konsep tanah, konsep agraria; itu memang karena Kebumen adalah daerah dan masyarakat agraris;
-     Maka seni-seni tradisi yang kemudian berkembang itu yang berkaitan dengan budaya-budaya agraris;
-     Di dalam kebudayaan itu yang menjadi sangat penting bagi kita adalah terkandung makna-makna pengetahuan hidup yang luas di dalam bentuk simbol-simbol dan konsep-konsep;
-     Sehingga cita dan ukuran yang dimiliki secara bersama melalui unsur-unsur itu dianggap yang paling berharga oleh masyarakat;
-     Mengapa masyarakat kita kalau menonton wayang itu yang akan dilihat adalah jejeran pertama, kemudian pada saat goro-goro;
-     Karena di dalam wayang itu terkandung unsur pendidikan, unsur demokrasi, unsur ideologi sosial, informasi, dsb;
-     Faktor-faktor ideologis itu muncul pada tingkat pertengahan, karena di situ nilai-nilai kebenaran muncul;
-     Sedangkan pada saat-saat awal adalah nilai-nilai estetika yang bisa ditangkap, juga anta-wacana yang menunjukkan ketajaman seorang dalang di dalam menafsirkan lakon-lakon, dikaitkan dengan kehidupan-kehidupan sosial yang ini juga diharapkan oleh penonton;
-     Itu menunjukkan bagaimana watak kehidupan luar yang luas, yang nanti akan tercermin dalam simbol-simbol dan konsep-konsep;
-     Sehingga cita-cita dan ukuran yang dimiliki secara bersama melalui unsur-unsur ilmiah atau berharga itu kemudian bisa dipahami oleh komunitasnya;
-     Nah, kenapa kebudayaan di masyarakat kita itu seperti itu?
-     Karena kebudayaan di dalam suatu masyarakat itu dipengaruhi oleh struktur pikir yang mendorong nilai-nilai itu terbentuk;
-     Mengapa orang Jawa percaya pada wayang? Mengapa orang Jawa itu mencintai batik?
Mengapa orang Jawa mempercayai keris?
-     Itu bukan persoalan yang ada begitu saja, tetapi 3 bentuk dari karya budaya itu [wayang, batik, keris] adalah bentuk tang termasuk di dalam konsep timputent;
-     Dinyatakan bahwa ada 10 bidang dalam kehidupan masyarakat Jawa yang sudah menonjol sejak jaman sebelum ada sejarah;
-     Termasuk diantaranya adalah wayang, olah batik, olah keris;
-     Itu adalah diantara 10 kemampuan orang Jawa tetapi 3 diantaranya berkaitan dengan kebudayaan seni, nanti di dalam wayang itu termasuk gamelan dan seterusnya;
-     Itu kemenonjolan yang dimiliki oleh orang Jawa sejak sebelum jaman sejarah diantara 10 kemenonjolan lainnya;
-     Oleh karena itu maka kemudian hal-hal seperti itu bisa bertahan karena ada nilai-nilai yang terbentuk;

-     Nilai-nilai yang membentuk kebudayaan dalam masyarakat itu nilai-nilai yang bagaimana?
-     Karena di dalam masyarakat Jawa mempunyai kepercayaan adanya pertautkan dari segala sesuatu yang ada dengan sesuatu yang ada yang lain;
-     Jadi di sana cara berpikir orang Jawa itu adalah cara berpikir yang menyekutukan antara Tuhan, benda-benda ciptaanNya, peristiwa-peristiwa sosial, itu semua saling terkait tidak terpisah antara yang satu dengan yang lain;
-     Orang memahami hal itu bukan hanya dengan agama, tetapi juga melalui kebudayaan, melalui pendengaran, melalui nilai-nilai mistis, melalui keindahan kata-kata, kemudian juga melalui nada;
-     Itu seluruhnya digunakan untuk bagaimana memahami Tuhan, bagaimana memahami kehidupan;
-     Bagaimana kita ada dan akan kemana nanti kita; sangkan paraning dumadi, itu semua adalah bagian dari cara berpikir orang Jawa yang tidak memisahkan antara Tuhan, benda-benda, peristiwa dunia dalam alam manusia;
-     Oleh karena itu, setiap peristiwa yang ada akan selalu dipersoalkan, dipertanyakan dan dicari jawabannya;  
-     Dari segala kecanggihan seperti itu manusia melihat alam sebagai syarat kehidupan yang sangat pokok;
-     Dimana alam, di satu pihak memberikan unsur-unsur kehidupan namun juga alam memiliki kekuatan yang dapat menyebabkan penderitaan dan kematian;
-     Disana, manusia, orang Jawa menemukan unsur-unsur seperti bumi, langit, air, angin, api, kekonstanan fenomena alam, pola-pola kesamaannya serta keteraturan; seluruhnya merupakan konsep-konsep yang alamiah;
-     Di dalam melihat anasir-anasir seperti itu kemudian lahir konsep kosmologi;
-     Kosmologi itu apa?
-     Kosmologi adalah gambaran dari seluruh kosmos, kosmos dimaksudkan adalah langit dan bumi;
-     Langit dan bumi dianggap mewakili dimensi vertikal dan statis sebagai alam kang gumelar yang disebut dengan jagad ageng, makrokosmos, makrokosmik;
-     Kemudian kehidupan manusia dan masyarakat yang mewakili hubungan horisontal dan dinamis sebagai kenyataan batiniah yang disebut jagad alit, mikrokosmik;
-     Kemudian hubungan antar di dalam cara berpikir yang kosmologis, hubungan antara jagad ageng dengan jagad alit itu tidak bisa dipisahkan;
-     Manusia akan bertahan hidup manakala dia mampu menyesuaikan dengan lingkungannya;
-     Jagad alit harus menyesuaikan dengan jagad ageng dan orang per orang harus menyesuaikan dengan masyarakatnya, itu konsepnya;
-     Oleh karena itu nanti tradisi-tradisi kebudayaan yang ada di masyarakat termasuk kesenian itu adalah cara dari manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun masyarakatnya;
-     Sehingga tradisi-tradisi itu yang diselenggarakan pada hari-hari tertentu, pada kesepakatan-kesepakatan tentang

-     Hub  antara jagad ageng dan jagad alit;
-     Tradisi2 kebudayaan yang ada masyarakatnya;
-     Disusunlah pandangan dunia, orientasi budaya à oang jawa gak slalu berpikir ke depan; ini pemikirian siklis
-     Orang jawa akan melihat peristiwa dg mitologis;
-     Cara sinkretis à mempertemukan kanan-kiri, atas-bawah, hitam-putih; konsep “wulung”
-     Orang jawa menhkairkan hub2 moral, diawali dg peristiwa diahiri dg dalil;
-     Simbol2 dlm wayang diakitkan dg perwatakan orang jawa;
-     Roso, merupakan kekuatan utama, seni tradisi dikaitkan dg itu;
-     Perubahan akan terjadi saat r
-     Budaya tardisi di kbm pada dasarnya budaya yg sulit berkembang krn budaya agraris, sc geografis dibatasi smudra, sulit berhubnguan  dg luar, utara dg peg
-     Riset itu dilakukan Kuntjotoningrat, struktur kuno spt glodhong
-     Standar budaya ganda, budaya banyumasan dan bagelenan;
-     Pola kulon kali adalah pola kraton kasultanan Jokja
-     Pola kidul kali adalah pola kasunanan solo
-     Pola uRutsewu itu pola anti-struktur;
-     Liwat proses2 yang lamban, berkembang namun karena pola tumpunya bersifat administratif, maka pergulatan 2 kebudayaan sangat lamban;
-     Budaya kebumenan miliki 2 tantangan; era Orba dan Globalisasi;
-     Era orba banyak kesenian rakyat yg hancur dan tak berkembang, seluruhnya tak tumbuh;
-     Pendekar2 silat Kebumen dulu bergabung dan membuat event yg ditonton masyarakat waktu itu; sekarang tak ada lagi;
-     Itu semua sebagai sebuah peristiwa sejarah dalam masyarakat lokal;
-     Ketoprak Sidototo alami kemajuan, tapi diambil oleh kepentingan politik;
-     Negara tak hadir saat budaya lokal terancam; ini masalahnya;
-     Pada arus globalisasi, dan hilangnya nilai kearifan lokal, dimana dulu masyarakat dididik melalui banyak hal, termasuk film2 Bollywood;
-     Budaya2 yang dikembangkan kelompok tradisi tertinggal, itu oleh karena vakumnya pemanfaatan teknologi;
-     Ini yang juga jadi persoalan
-     Apa yang diperlukan, kebangkitkan untuk mampu hadapi tantangan2 itu adalah:
-      Bagaimana masyarakat harus dibangunkan agar mampu manjawab tantangan ini
-      Bagaimana teknonlogi digunakan dalam pengembangan seni
-      Bagaimana kebudayaan daerah , sangat diperlukan “lokal genius” :
1.   Bagaimana kebudayaan lokal melakukan penetrasi dalam interaksi dengan budaya luar;
2. Mengakomodir kebudayaan luar yang maju;
3. Mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam;
4. Memberikan arah –orientasi- kebudayaan masyarakat;
-     Seni tradisi ditonton bukan hanya utk hiburan tapi untuk menumbuhkan rasa kebangkitan kreatif temukan idiom2 baru:
-     Seni tradisi berkembang kala seniman dan seterusnya;